|
|

Tanda Tangan Pansus Sukhoigate Mulai
Dikumpulkan Koboi DPR
rakyatmerdeka.com, Rabu, 2 Juli
2003
Jakarta, RM.
Para koboi dari Senayan, tidak puas bila pembelian pesawat tempur
Sukhoi dan helikopter Mill hanya diusut lewat Panja Komisi I DPR.
Diam-diam, koboi tak berpistol yang pernah menjegal Abdurrahman “Gus
Dur” Wahid ini dengan Pansus Buloggate I, tengah mempersiapkan
Pansus Sukhoigate.
Kini mereka sedang giat mengumpulkan tanda tangan anggota Dewan yang
setuju dengan pembentukan Pansus. Semoga, dengan mekanisme Pansus,
teka-teki aneh pembelian empat pesawat tempur Sukhoi dan dua
helikopter Mill buatan Rusia dapat dipecahkan.
Gagasan membentuk Pansus Sukhoigate bergulir dalam beberapa kali
pertemuan para pimpinan lintas fraksi DPR di beberapa tempat. Rapat
terakhir digelar di Jalan Jenggala, Jakarta Selatan.
Ade Komaruddin, koboi DPR dari Golkar, ketika dikonfirmasi,
membenarkan rencana pembentukan Pansus itu. Dia lalu menjelaskan
beberapa alasan.
Pertama, pembelian pesawat tempur itu tidak berkaitan dengan masalah
pertahanan saja, tetapi juga menyangkut masalah industri dan
perdagangan, perbankan dan anggaran. Sehingga tidak cukup kalau
hanya ditangani oleh Panja Komisi I DPR.
Kedua, karena masalahnya cukup kompleks maka perlu melibatkan Komisi
V DPR menyangkut masalah imbal beli 30 komoditi, Komisi IX dan
Panitia Anggaran menyangkut masalah perbankan dan anggaran, serta
Komisi I DPR berkaitan dengan masalah pertahanan.
''Kita sudah sepakat untuk kumpul-kumpul lagi guna mempersiapkan
pembentukan Pansus Sukhoi. Konsepnya sudah kita buat, tinggal
kumpulkan tanda tangan saja. Mulanya akan kita ajukan ke pimpinan
Dewan sesudah reses. Tapi lihat perkembangan, kita sepakat untuk
ajukan sebelum reses ini,'' tegas Ade Komaruddin.
Jubir koboi DPR itu menjelaskan beberapa langkah mencurigakan dari
kebijakan pemerintahan Megawati dalam pembelian peralatan militer
itu. Pertama soal prosedur pengadaan. Kedua, ada menteri yang lebih
berwenang tapi dilangkahi. Ketiga, kenapa CPO masuk dalam daftar
barang-barang yang diimbaldagangkan.
Peranan Menperindag Rini Soewandi juga menimbulkan tanda tanya. Kata
Ade, Matori Abdul Djalil digaji dengan uang rakyat untuk menjalankan
tugas sebagai Menhan. Tapi kenapa masalah pertahanan diserahkan
kepada Menperindag?
Mengenai crude palm oil (CPO), kata Ade, komoditas itu sama dengan
emas, laku keras. Sehingga tak usah diimbaldagangkan dengan Sukhoi.
Lain halnya jika komoditi yang kesulitan pasar yang digenjot.
Misalnya tekstil. Apalagi tahun 2004, kontrak tekstil Indonesia
sudah habis.
Satu hal lagi yang perlu diingat, sparepart pesawat Sukhoi tidak
diproduksi di Rusia, tapi di negara-negara Eropa Timur lainnya.
''Yang mengagetkan saya, ternyata kantor Kementerian BUMN nggak
tahu-menahu soal itu. Padahal dari 30 komoditi yang di-counter
trade-kan itu dari BUMN. Ini saya kira yang menjadi concern
teman-teman,'' ujar Ade 'Koboi' lagi.
Apa komentar anak buah Mega terhadap rencana pembentukan Pansus
Sukhoigate? Bendahara Fraksi PDIP Irmadi Lubis mengatakan, pembelian
Sukhoi harus dilihat nawaitu alias niatnya. Bukankah tujuannya
mulia, yakni untuk mendeklarasikan kepada dunia internasional bahwa
kita ini negara berdaulat, tak bisa didikte oleh Amerika dan
Inggris.
''Kami tak gentar dengan niat kawan-kawan membentuk Pansus
Sukhoigate. Kita mau lihat, apakah peluru-peluru para koboi DPR
masih mempan,'' katanya sambil tertawa.(HPS)
|
|
|
|
|
|