JAKARTA--MIOL: Ketua PP Muhamadiyah Syafii Ma'arif membantah
pemberitaan bahwa Muhammadiyah tidak mendukung Amien Rais sebagai
calon presiden (Capres) pada pemilu 2004, namun sebagai ormas
Muhammadiyah memang tidak mempunyai hak untuk mencalonkan atau tidak
mencalonkannya sebagai presiden. "Kita tidak mau menyebut nama
karena tidak mempunyai hak, itu merupakan hak partai politik,
Muhammadiyah tetap ingin pada jalurnya," kata Syafii Ma'arif, di
sela-sela sidang Tanwir Muhammadiyah, di Makassar, Sabtu.
Sejumlah media massa sebelumnya sempat memberitakan pernyataan
Syafi Ma'arif sehari menjelang Tanwir bahwa Muhammadiyah tidak
mendukung Amien Rais. Menurut dia formulasi kalimat dalam surat
kabar yang mengutip pernyataan itu tidak benar.
Dikatakannya, yang dimaksudnya adalah Muhammadiyah sebagai
gerakan dakwah dan moral tidak tidak bisa memasuki bidang politik
praktis, sehingga ia tidak ingin menimbulkan kesan bahwa
Muahammadiyah ikut terjun dalam pencalonan presiden.
Ditegaskannya bahwa ia tetap konsisten pada pernyataannya dalam
acara Rakernas PAN di Batam 2002, ketika itu ia mengatakan kepada
peserta bahwa menurut perhitungannya jika ada pemilihan presiden
langsung maka sekitar 90 persen warga Muhammadiyah akan memberikan
suaranya kepada Amien Rais, yang saat ini juga menjabat sebagai
Ketua Umum PAN.
"Itu perhitungan politik saya, jangan diputar menjadi
Muhammadiyah mencalonkan Amien Rais, tidak begitu konteks
kalimatnya," tegasnya.
Menanggapi hal yang sama Ketua DPP PAN AM Fatwa menyambut gembira
keterangan Syafii Ma'arif yang menjelaskan kesimpang-siuran
pemberitaan pers mengenai hal tersebut, sehingga persoalannya
menjadi jelas.
Menurut dia, sejak awal dirinya tidak yakin Syafii Ma'arif tidak
mendukung Amien Rais sebagai calon presiden.
"Muhammadiyah memang tidak dalam posisi untuk dukung mendukung
tetapi warga Muhammdiyah pasti memiliki keterikatan aspirasi dan
moril untuk mendukung Amien Rais sebagai Capres," tutur Fatwa.
AM fatwa justru mengkhawatirkan kemungkinan adanya pihak-pihak
yang sengaja menarik keuntungan dari kesimpangsiuran berita
tersebut.
Sidang Tanwir Muhammadiyah yang berlansgung 26-29 Juni 2003
antara lain membahas masalah intern organisasi seperti perubahan
anggaran rumahtangga dan revitalisasi pendidikan Muhammadiyah, serta
perkembangan terakhir politik nasional. (Ant/Ol-01)
|