SURABAYA--MIOL: Sekitar 100 pengurus NU se-Jawa Timur
dalam semiloka di Surabaya, Rabu, memberi warning
(peringatan) kepada PKB, karena PKB yang merupakan 'anak' NU
itu saat ini berlagak menjadi 'bapak' dari NU.
"Sebagian besar
cabang NU menyuarakan seperti itu," kata Wakil Ketua PWNU
Jatim Drs H Ibnu Anshori MA didampingi Wakil Ketua PWNU
Jatim KH Nuruddin A Rahman SH seusai semiloka sehari itu.
Ia menjelaskan
suara kritis itu mencuat dalam dialog pada semiloka bertajuk
Peran NU Dalam Pemilu 2004 yang menampilkan dua
pembicara yakni Ali Masykur Moesa (anggota FKB DPR RI) dan
Muh Wahyudi (anggota KPU Jatim).
Menurut Ibnu
Anshori, para pimpinan NU se-Jatim menilai NU tidak mungkin
meninggalkan PKB karena PKB dilahirkan para ulama NU, namun
mereka berharap PKB memperbaiki diri dengan menyadari bahwa
NU bukan instrumen milik PKB tapi PKB yang milik NU.
Oleh karena itu,
katanya, PKB wajib memperhatikan aspirasi NU dalam proses
internal PKB, proses pemilihan calon legislatif, dan proses
pemilihan eksekutif di daerah-daerah.
"Pengurus cabang
NU banyak yang mengeluhkan perilaku PKB yang tak pernah
memperhatikan NU dan justru NU yang sepertinya harus
meminta-minta kepada PKB. Itu tidak benar, karena yang
memiliki massa itu NU, bukan PKB," katanya.
Ia mengatakan
keluhan pengurus NU itu berarti PKB harus meletakkan segala
proses internal PKB dan proses pencalonan
legislatif/eksekutif kepada NU secara institusi dan bukan
kepada ulama atau pesantren tertentu.
Ditanya
kesimpulan semiloka itu, ia mengatakan PKB diharapkan
menyadari posisinya sebagai "anak" NU sehingga PKB harus
memperhatikan
NU tanpa diminta
dan NU sendiri akan memperkuat institusi/jam'iyahNU.
"Kami sepakat
untuk memperkuat institusi atau jam'iyah (organisasi) NU,
karena jika institusi NU lemah maka bukan hanya PKB yang
akan dapat memanfaatkan NU tapi orang dan partai lain juga
bisa," katanya.
Tentang bentuk
perkuatan institusi NU, ia menyatakan hal itu dilakukan
dengan melakukan transformasi jama'ah (warga) NU melalui
pendidikan politik dan transformasi jam'iyah NU melalui
perencanaan strategis yang terpola dalam grand design
NU.
"Bagaimana pun,
tidak hanya organisasi NU yang harus kuat, tapi warga NU
sendiri tak boleh buta politik agar paham politik sehingga
tidak mudah dipolitisir orang atau kelompok lain," katanya.
(Ant/Ol-01)
|